Ada banyak hal yang lupa, bahkan tidak diajarkan di bangku sekolah, maupun
di tempat kuliah manapun. Yaitu belajar untuk: “Membuka
Tirai Kehidupan yang Sebenarnya”. Pelajaran berharga ini hanya bisa kita
dapatkan dari perenungan hidup dan cobaan- cobaan terberat yg berhasil kita
taklukkan.
Jika saya misalkan ada sebuah Rumah yg sangat besar. Saat ini kita belum
memasuki rumah tersebut, kita baru melihat luarnya saja. Kemudian kita akan
berusaha untuk mengintip dan membuka tirainya untuk mengetahui apa yang
sebenarnya ada di dalam rumah tsb.
Sama halnya dengan kehidupan, Allah yang Maha Mengetahui menciptakan
manusia sebagai khalifah di muka Bumi ini. Mengujinya dengan berbagai macam
cobaan, agar manusia dapat berpikir dan mengambil hikmah dari apa yang ada
dibalik cobaan tersebut.
Kehidupan di Dunia selalu diwarnai dengan tawa, canda, kesedihan, dan
dibumbui dengan cobaan- cobaan berat di dalamnya. Dimana ungkapan kebahagiaan
kita curahkan dalam bentuk senyuman, dan ungkapan kesedihan kita curahkan dalam
bentuk tetesan air mata. Dimana adanya Bumi tempat kita berpijak dan langit di
atas kita merupakan bukti bahwa kita berada dalam suatu ruangan sempit.
Cobaan yg menerpa kadang membuat kita tersungkur dan merintih kesakitan.
Ujian yg menghadang seringkali membuat kita kuwalahan dan menumpahkan air mata
yang tiada tara. Hembusan permasalahan yg tak kunjung reda kadang membuat
pundak dan kepala kita terasa sangat berat dan ingin segera mengakhiri hidup
kita yg berharga. Namun, kadang buaian kenikmatan Dunia juga membuat kita
melupakan segalanya. Astagfirullah hal’adzim…
Banyak teman- teman kita yang bersedih, menangis, berputus asa, menyerah,
bahkan ada yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Dengan alasan sudah tidak
kuat lagi menjalani kehidupan ini. MasyaAllah… Itu sangatlah keliru, padahal ia
tidak tahu bahwa masih ada ujian lagi yang siap menunggunya di Alam yang lain.
Dalam kamus seorang Muslim, tidak ada kata : ‘bersedih, menangis, menyerah,
dan putus asa’. Kamus kita hanya memiliki sedikit kata, yaitu kata : ‘semangat,
kerja keras, dan pantang menyerah’. Itulah yang kita punya dan akan kita
genggam selamanya.
Seorang muslim baru dikatakan ‘sedih’, jika ia tidak bisa menjawab
pertanyaan di Alam kubur. Seorang muslim baru dikatakan ‘menangis’, jika ia
tidak mempunyai cukup bekal untuk berteduh di panasnya Padang Mahsyar. Dan
seorang muslim baru dikatakan ‘gagal’, jika ia tidak bisa menyeberangi jembatan
Shiratal Mustaqim dan terpelanting ke Neraka.
Jadi untuk apa kita bersedih dan putus asa jika hanya menghadapi segelintir
cobaan di Dunia ini..? Cobaan yang ada di Dunia ini jauuuh tidak ada apa-
apanya dibandingkan dengan cobaan yg akan kita lalui kelak. Saat ini Allah
masih berbaik hati mau mendengar doa dan menerima tobat kita. Namun saat umur
kita sudah habis, kita mau bilang apa..? Tobat pun tak akan diterima dan Doa
pun tak akan didengar. Yang akan kita rasakan hanyalah kesedihan dan kekecewaan
yg mendalam karena tidak melakukan yg terbaik saat masih hidup di Dunia.
Saat ini jalan yg harus ditempuh masih panjang dan waktu yg kita miliki
masih banyak, maka masih ada kesempatan untuk berubah dan melakukan yg terbaik.
Pilihlah jalan hidup yg terbaik menurut hati nurani Anda. Silahkan hantam dan
tundukkan Dunia ini di tangan Anda. Namun jangan lupa untuk tetap meraih dan
menggapai kehidupan Akhirat. Jadilah orang- orang sukses, yang tidak hanya
rakus mengejar urusan Dunia, tapi juga selalu berusaha untuk menggapai Akhirat.
Dunia ini adalah pelabuhan, kita akan transit sebentar untuk mencari dan
mengambil bekal kita semaksimal mungkin, agar dapat menolong kita di Perjalanan
yang lebih Jauh berikutnya. Dapat memberikan kita motivasi untuk selalu
menjalani hari demi hari dengan lebih baik. Dan dapat memberi kesejukan hati
serta asupan energi kepada kita agar menjadi orang- orang yang tidak pernah
bersedih dan mengeluh dalam menghadapi kehidupan. Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar